Total

Minggu, 10 Agustus 2014

Pendakian Gn. GEDE 2.958 mdpl - th. 2010


Puncak Gede

Kamis, pukul 10.00 WIB saya dan 3 orang rekan saya Yudith, Indra dan Didit bersiap-siap melakukan persiapan untuk pendakian besok (hari Jum’at) yang fokus kami adalah Gunung Gede yang mempunyai ketinggian 2958 mdpl lebih pendek dari saudaranya yaitu Gunung Pangrango yang mempunyai ketinggian 3019 mdpl.

Persiapan yang kami lakukan adalah menyiapkan peralatan yang akan digunakan. seperti, tenda, Carrier, sleping bag, senter, alat memasak, dan alat kebutuhan lainnya. Hal ini diperlukan karena tidak semua dari kami yang memiliki peralatan-peralatan seperti itu. Seperti Tenda misalnya, yang jauh-jauh hari sudah kami pesan untuk dipinjam dari salah seorang teman kami, walaupun kondisi tenda yang pas-pas’an boleh dibilang (tanpa pelindung luar) dan hanya mampu menampung 4 orang saja (itupun terlalu sempit).
Tetapi kami bersyukur dan berterima kasih karena sudah dipinjamkan sebuah tenda kepada kami.

Selain peralatan seperti diatas, keperluan logistik makanan dan obat-obatan pun harus dipersiapkan.

Jum’at pukul 17.30 WIB kami berkumpul dirumah indra yang pas bersebelahan dengan rumah didit, untuk melakukan pemeriksaan perlengkapan yang akan kami bawa untuk pendakian nanti dan dari sinilah kami melakukan awal perjalanan menuju Cipanas (Cibodas) yang masuk dalam wilayah teritorial Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

Perjalanan menuju Cipanas (Cibodas) dari tempat kami memakan waktu kurang lebih 3 jam perjalanan menggunakan jasa Bis jurusan Tasikmalaya Via Puncak (Bogor) dan turun dipertigaan Cibodas. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan jasa angkutan pedesaan jurusan Cibodas.

Cibodas merupakan Base Camp pendakian yang berada di ketinggian 1450 mdpl dan suhu daerah ini berkisar antara 08 derajat C sampai dengan 25 derajat C. Selain menjadi Base Camp pendakian, Cibodas juga merupakan tempat Pariwisata yang sangat menarik.

Perlu diketahui pula bagi yang ingin melakukan pendakian Gunung Gede dan Gunung Pangrango, bahwa sebelum hari pendakian, pendaki harus melakukan reservasi atau pemesanan, 3 hari sebelum melakukan pendakian. Selain itu juga pendaki juga harus menyiapkan kelengkapan data untuk perijinan seperti menyerahkan foto copy KTP atau identitas diri lainnya serta mentaati peraturan yang diberikan oleh petugas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pelayanan informasi dapat diperoleh di Visitor Center Cibodas.

Suara adzan sudah menggema, sebelum memulai pendakian kami melakukan shalat Jum’at terlebih dahulu di Masjid yang berada di kebun Raya Cibodas karena hari pendakian kami jatuh pada hari Jum’at.
Setelah melakukan shalat Jum’at sekitar pukul 13.00 WIB kami pun memulai pendakian. Dari sini jarak sampai ke puncak Gunung Gede berjarak kurang lebih sekitar 10 KM.

Sampai di Base Camp awal, kami pun melakukan registrasi ulang dengan menyerahkan surat ijin pendakian yang sudah kami buat 3 hari yang lalu di Visitor Center Cibodas.

Setelah melakukan registrasi ulang kami pun melanjutkan pendakian menuju telaga Biru yang berada pada ketinggian 1575 mdpl. Rute jalur masih agak landai. Selama perjalanan kami mengisinya dengan bercakap-cakap dan bersendau gurau. Dan sering kami temui pendaki yang turun gunung serta wisatawan yang datang untuk menikmati indahnya air terjun cibeureum. Selama 40 menit dengan jarak tempuh 1,3 km kami melewati pertigaan Cibeureum. Setelah melewati pertigaan cibeureum pendakian dilanjutkan menuju air panas 2150 mdpl. Jalur menuju air panas sudah mulai menanjak. Waktu tempuh menuju air panas memakan waktu sekitar 1,5  jam perjalanan. Air panas, selain dapat menghangatkan tubuh, sumber air panas ini mengandung zat belerang yang cukup tinggi, maka jangan meminum air ini.

Setelah melewati air panas pendakian dilanjutkan menuju kandang batu 2220 mdpl. Ciri khas dari tempat ini adalah banyak terdapat batu yang merupakan bekas letusan dari gunung gede. Jarak pendakian dari air panas menuju kandang batu berjarak 50 menit perjalanan.

Selepas kandang batu pendakian dilanjutkan menuju kandang badak yang berada pada ketinggian 2393 mdpl. Disinilah kami menginap semalam, mencari lahan yang kosong untuk mendirikan tenda.

Di sini pula persediaan air terakhir untuk pendakian menuju puncak, karena selama menuju puncak kita tidak akan menemui persediaan air lagi.

Kami berempat bahu-membahu mendirikan tenda pinjaman yang dibilang ala kadarnya. Setelah tenda berdiri Yudith, indra, didit dan saya pun bergegas untuk masuk. Kami pun mengeluarkan isi carrier yang kami bawa dari rumah tadi, serta mengeluarkan makanan untuk sarapan.. Tampak terlihat wajah lelah dari mereka bertiga karena perjalanan yang melelahkan tadi. Indra langsung merebahkan tubuhnya di atas matras sedangkan yudith, didit dan saya sibuk menyiapkan makan malam. Memang perut mulai terasa bernyanyi sehabis perjalanan tadi.

Makanan yang kami buat memang tidak sehebat dengan makanan di warung-warung, kami hanya memasak mie instan (makanan pokok pendaki) dicampur dengan kornet dan disantap hangat-hangat. Suasana dan Kebersamaan lah yang membuat masakan/makanan itu mengalahkan masakan jepang, prancis, amerika dan negara lain didunia.

Setelah selesai sarapan kami pun bercakap-cakap dan bersendau gurau tentang perjalanan tadi., Sambil menghirup hangatnya teh dan kopi panas menikmati indahnya malam dan dinginnya hawa malam.
Asyik mengobrol cuaca pun mulai berubah. Hujan rintik-rintik mulai turun. Kami mulai mengkhawatirkan tenda kami yang tidak dilengkapi lapisan pelindung. Kami pun bergegas membuat pelapis seadanya dengan melapiskan plastik plasitik bekas yang sudah kami siapkan sebelumnya.

Hujan semakin deras, sebentar berhenti, sebentar hujan. Tenda kami pun sedikit demi sedikit mulai kerembesan air, walaupun tidak terlalu parah tetapi cukup menggangu, karena kapasitas tenda hanya untuk 4 orang ditambah carriel yang kami bawa masuk. Bisa dibayangkan kan ………. !!!

Untung saja tak lama kemudian hujan pun mulai reda sehingga kami pun bisa bernafas lega. Lalu kami pun membereskan peralatan yang sempat berantakan yang kami lindungi agar tidak terkena air. Setelah beres dan rapi semua kami pun bergegas tidur untuk mempersiapkan diri kami melakukan summit attack keesokan pagi. Selain yudith, Saya juga termasuk yang tidak dapat tidur nyenyak. Selain lahan tenda yang sempit di tambah masih basahnya bagian dalam tenda juga dengkuran (ngorok) hebat sang biduan didit. Mungkin dia sangat kelelahan, sehingga bernyanyi dalam tidur seperti itu sehingga pelosok dunia pun mendengarnya. He……he….he…… ( sekalian buat rekaman, siapa tau jadi artis ngorok terkenal ).

Waktu menunjukan pukul 07.00 pagi, didit dan indra pun sudah terbangun dari mimpi basahnya tadi malam. ( gemana gak basah, kehujanan….!). hanya saya yang masih ingin tidur lagi karena ngantuk berat gak bisa tidur, lumayan nambah 1 jam . 

3 koki amatir pun mulai beraksi menyiapkan menu andalan yaitu mie instan pake kornet + saus. Serta teh  dan kopi panas. Setelah selesai memasak, aku pun terbangun dan mulai bergabung bersama mereka bertiga. Yang aku lakukan adalah membiarkan pikiranku normal sehabis tidur, mencuci muka, minum segelas teh hangat dan bergabung menyantap makanan yang sudah disediakan (sory gak ikut masak !)
setelah sarapan kami menjemur peralatan dan pakaian kami yang masih basah. Setelah agak kering kami mulai packing peralatan kami.

Setelah packing selesai kira-kira Pukul 10.00 WIB kami meneruskan pendakian menuju puncak (summit attack) ke Gunung Gede. Perlu diperhatikan cadangan air yang kita bawa, karena nanti selama pendakian ke puncak kita tidak akan lagi menemukan sumber air.

 Beberapa meter setelah kandang badak (tempat kami bermalam) terdapat persimpangan jalur. Kalau yang kekanan menuju puncak gunung pangrango, sedangkan yang kekiri menuju puncak gunung gede. Karena tujuan kami adalah Puncak gunung Gede 2958 mdpl, maka kami memilih jalur yang kekiri.
Sekitar 40 menit perjalanan kita akan menjumpai sebuah tebing/tanjakan berbatu.  Yang lebih dikenal dengan Tanjakan setan. Tetapi kita tidak perlu khawatir karena pada tebing/tanjakan itu sudah dilengkapi pengaman tali untuk mempermudahkan kita dalam mendakinya.

Setelah melewati tanjakan setan, kita akan melewati medan yang berpasir dan berbatu. Jalur yang akan kita lewati ini mulai menanjak.serta kita akan menjumpai kawah ratu yang berada pada ketinggian 2740 mdpl.

Akhirnnya perjuangan panjang menuju puncak pun selesai. Kami telah sampai pada puncak Gede pada ketinggian 2958 mdpl. Puncak yang indah. Kami pun berempat sepakat untuk menginap semalam di atas puncak. Dan meneruskan perjalanan pulang esok harinya.

Siang pun sudah berganti malam. Kami menikmati keindahan malam di puncak gunung ini  dan merenungkan bagaimana bentuk ciptaan Allah yang amat indah dan amat luas  ini. Maka kami bersyukur telah diberikan berbagai kenikmatan untuk  mencapai puncak ini.

Pagi hari sekitar pukul 09.00, kami melanjutkan perjalanan pulang. Jalur yang kami pakai untuk perjalanan pulang berbeda dengan jalur pendakian kami. Dalam perjalanan turun ini kami akan  memakai jalur Gunung putri.

Dalam perjalanan turun selama 15 menit kita akan bertemu sebuah lembah yang luas yang diapit oleh gunung Gede 2958 mdpl dan gunung Gemuruh 2927 mdpl. Lembah ini lebih dikenal dengan nama alun-alun surya kencana. Vegetasi yang mendominasi didaerah ini adalah Adelweiss dan rerumputan. Di lembah ini lah, yang pada setiap tanggal 17 agustus sering diadakan upacara bendera.

Alun-alun Surya Kencana

 Dalam perjalanan turun untuk menuju pos gunung putri, kita lalu memilih jalur yang kekiri dari alun-alun surya kencana. Jalur yang kami lalui dalam perjalanan turun sangat jelas sehingga tidak membingungkan.

Perjalanan turun tidak lah terlalu sulit dibanding dengan perjalanan waktu naik. Sehingga kami pun cepat sampai di pos gunung putri. Dipos ini lah kami melakukan pendataan ulang menginformasikan kepada petugas penjaga bahwa kami telah turun gunung.  hal ini perlu di lakukan agar tidak membingungkan petugas.

Setelah melakukan pendataan ulang kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Perjalanan dilanjutkan dengan naik Angkutan pedesaan jurusan gunung putri - cipanas. Dan turun di pasar cipanas. Lalu dilanjutkan dengan menggunakan jasa bis jurusan bogor. Lalu diteruskan dengan menggunakan jasa kereta hingga Depok.

PESAN KAMI :

Jangan lah merusak lingkungan dengan cara membuang sampah sembarangan, merusak tanaman atau habitat lain dan mengotori sumber-sumber air.
Marilah kita jaga dan lestarikan keberadaannya.
Karena suatu saat, kita akan Rindu untuk mendakinya kembali.


Terima Kasih Kepada :

Allah SWT,
Orang Tua,
Teman-teman yang sudi meminjamkan peralatan pendakiannya.

Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran pendakian ke gunung Gede (2958 mdpl)


Akses Perjalanan Ke Lokasi Gunung Gede (2958 mdpl)

1. Jalur Cibodas.
          Merupakan jalur resmi yang paling sering dilalui para pendaki dan jalur ini dapat
          dibilang merupakan jalur yang paling aman.
          Perjalanan menuju cibodas dapat ditempuh dari Jakarta (terminal kp.rambutan) \
          menggunakan jasa bis jurusan Bandung via puncak, atau dari terminal Depok           
          menggunakan jasa bis jurusan Tasikmalaya atau bandung via puncak lalu minta
          turun di pertigaan cibodas. lalu kemudian setelah turun di pertigaan cibodas,
          perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan jurusan kebon raya
          cibodas.

2. Jalur Gunung putri
          Jalur ini merupakan jalur paling singkat/paling pendek untuk sampai ke puncak Gede.
          tetapi medan pada jalur ini agak sedikit sulit dibandingkan dengan jalur cibodas.
          Perjalanan menuju Gunung putri dapat ditempuh dari jakarta menggunakan jasa bis
          jurusan bandung via puncak lalu minta turun di pasar cipanas.
          Setelah turun dipasar cipanas, perjalanan dilanjutkan dengan naik angkutan pedesaan
          jurusan Cipanas - Gunung Putri dengan lama perjalanan sekitar 30 menit.

3. jalur Salabintana (Sukabumi)
          Jalur ini lebih berat dibandingkan jalur cibodas dan gunung putri, karena lintasannya
          lebih terjal.
          Perjalanan menuju sukabumi dapat ditempuh dengan naik jasa angkutan bis dari
          Jakarta selama kurang-lebih 2 jam perjalanan. Setiba disukabumi, perjalanan
          dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan menuju perkampungan
          Salabintana yang merupakan pos pendakian awal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar