Puncak Gede
Kamis,
pukul 10.00 WIB saya dan 3 orang rekan saya Yudith, Indra dan Didit
bersiap-siap melakukan persiapan untuk pendakian besok (hari Jum’at) yang fokus
kami adalah Gunung Gede yang mempunyai ketinggian 2958 mdpl lebih pendek dari
saudaranya yaitu Gunung Pangrango yang mempunyai ketinggian 3019 mdpl.
Persiapan
yang kami lakukan adalah menyiapkan peralatan yang akan digunakan. seperti,
tenda, Carrier, sleping bag, senter, alat memasak, dan alat kebutuhan lainnya.
Hal ini diperlukan karena tidak semua dari kami yang memiliki
peralatan-peralatan seperti itu. Seperti Tenda misalnya, yang jauh-jauh hari
sudah kami pesan untuk dipinjam dari salah seorang teman kami, walaupun kondisi
tenda yang pas-pas’an boleh dibilang (tanpa pelindung luar) dan hanya mampu
menampung 4 orang saja (itupun terlalu sempit).
Tetapi
kami bersyukur dan berterima kasih karena sudah dipinjamkan sebuah tenda kepada
kami.
Selain
peralatan seperti diatas, keperluan logistik makanan dan obat-obatan pun harus
dipersiapkan.
Jum’at
pukul 17.30 WIB kami berkumpul dirumah indra yang pas bersebelahan dengan rumah
didit, untuk melakukan pemeriksaan perlengkapan yang akan kami bawa untuk
pendakian nanti dan dari sinilah kami melakukan awal perjalanan menuju Cipanas
(Cibodas) yang masuk dalam wilayah teritorial Kecamatan Cipanas Kabupaten
Cianjur Provinsi Jawa Barat.
Perjalanan
menuju Cipanas (Cibodas) dari tempat kami memakan waktu kurang lebih 3 jam
perjalanan menggunakan jasa Bis jurusan Tasikmalaya Via Puncak (Bogor) dan
turun dipertigaan Cibodas. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan
jasa angkutan pedesaan jurusan Cibodas.
Cibodas
merupakan Base Camp pendakian yang berada di ketinggian 1450 mdpl dan suhu
daerah ini berkisar antara 08 derajat C sampai dengan 25 derajat C. Selain
menjadi Base Camp pendakian, Cibodas juga merupakan tempat Pariwisata yang
sangat menarik.
Perlu
diketahui pula bagi yang ingin melakukan pendakian Gunung Gede dan Gunung
Pangrango, bahwa sebelum hari pendakian, pendaki harus melakukan reservasi atau
pemesanan, 3 hari sebelum melakukan pendakian. Selain itu juga pendaki juga
harus menyiapkan kelengkapan data untuk perijinan seperti menyerahkan foto copy
KTP atau identitas diri lainnya serta mentaati peraturan yang diberikan oleh
petugas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pelayanan informasi dapat
diperoleh di Visitor Center Cibodas.
Suara
adzan sudah menggema, sebelum memulai pendakian kami melakukan shalat Jum’at
terlebih dahulu di Masjid yang berada di kebun Raya Cibodas karena hari
pendakian kami jatuh pada hari Jum’at.
Setelah
melakukan shalat Jum’at sekitar pukul 13.00 WIB kami pun memulai pendakian.
Dari sini jarak sampai ke puncak Gunung Gede berjarak kurang lebih sekitar 10
KM.
Sampai
di Base Camp awal, kami pun melakukan registrasi ulang dengan menyerahkan surat
ijin pendakian yang sudah kami buat 3 hari yang lalu di Visitor Center Cibodas.
Setelah
melakukan registrasi ulang kami pun melanjutkan pendakian menuju telaga Biru
yang berada pada ketinggian 1575 mdpl. Rute jalur masih agak landai. Selama
perjalanan kami mengisinya dengan bercakap-cakap dan bersendau gurau. Dan
sering kami temui pendaki yang turun gunung serta wisatawan yang datang untuk
menikmati indahnya air terjun cibeureum. Selama 40 menit dengan jarak tempuh
1,3 km kami melewati pertigaan Cibeureum. Setelah melewati pertigaan cibeureum
pendakian dilanjutkan menuju air panas 2150 mdpl. Jalur menuju air panas sudah
mulai menanjak. Waktu tempuh menuju air panas memakan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan. Air panas, selain dapat
menghangatkan tubuh, sumber air panas ini mengandung zat belerang yang cukup
tinggi, maka jangan meminum air ini.
Setelah
melewati air panas pendakian dilanjutkan menuju kandang batu 2220 mdpl. Ciri
khas dari tempat ini adalah banyak terdapat batu yang merupakan bekas letusan
dari gunung gede. Jarak pendakian dari air panas menuju kandang batu berjarak
50 menit perjalanan.
Selepas
kandang batu pendakian dilanjutkan menuju kandang badak yang berada pada
ketinggian 2393 mdpl. Disinilah kami menginap semalam, mencari lahan yang
kosong untuk mendirikan tenda.
Di
sini pula persediaan air terakhir untuk pendakian menuju puncak, karena selama
menuju puncak kita tidak akan menemui persediaan air lagi.
Kami
berempat bahu-membahu mendirikan tenda pinjaman yang dibilang ala kadarnya.
Setelah tenda berdiri Yudith, indra, didit dan saya pun bergegas untuk masuk.
Kami pun mengeluarkan isi carrier yang kami bawa dari rumah tadi, serta
mengeluarkan makanan untuk sarapan.. Tampak terlihat wajah lelah dari mereka
bertiga karena perjalanan yang melelahkan tadi. Indra langsung merebahkan tubuhnya
di atas matras sedangkan yudith, didit dan saya sibuk menyiapkan makan malam.
Memang perut mulai terasa bernyanyi sehabis perjalanan tadi.
Makanan
yang kami buat memang tidak sehebat dengan makanan di warung-warung, kami hanya
memasak mie instan (makanan pokok pendaki) dicampur dengan kornet dan disantap
hangat-hangat. Suasana dan Kebersamaan lah yang membuat masakan/makanan itu
mengalahkan masakan jepang, prancis, amerika dan negara lain didunia.
Setelah
selesai sarapan kami pun bercakap-cakap dan bersendau gurau tentang perjalanan
tadi., Sambil menghirup hangatnya teh dan kopi panas menikmati indahnya malam
dan dinginnya hawa malam.
Asyik mengobrol
cuaca pun mulai berubah. Hujan rintik-rintik mulai turun. Kami mulai
mengkhawatirkan tenda kami yang tidak dilengkapi lapisan pelindung. Kami pun
bergegas membuat pelapis seadanya dengan melapiskan plastik plasitik bekas yang
sudah kami siapkan sebelumnya.
Hujan
semakin deras, sebentar berhenti, sebentar hujan. Tenda kami pun sedikit demi
sedikit mulai kerembesan air, walaupun tidak terlalu parah tetapi cukup
menggangu, karena kapasitas tenda hanya untuk 4 orang ditambah carriel yang
kami bawa masuk. Bisa dibayangkan kan ………. !!!
Untung
saja tak lama kemudian hujan pun mulai reda sehingga kami pun bisa bernafas
lega. Lalu kami pun membereskan peralatan yang sempat berantakan yang kami
lindungi agar tidak terkena air. Setelah beres dan rapi semua kami pun bergegas
tidur untuk mempersiapkan diri kami melakukan summit attack keesokan pagi.
Selain yudith, Saya juga termasuk yang tidak dapat tidur nyenyak. Selain lahan
tenda yang sempit di tambah masih basahnya bagian dalam tenda juga dengkuran
(ngorok) hebat sang biduan didit. Mungkin dia sangat kelelahan, sehingga
bernyanyi dalam tidur seperti itu sehingga pelosok dunia pun mendengarnya.
He……he….he…… ( sekalian buat rekaman, siapa tau jadi artis ngorok terkenal ).
Waktu
menunjukan pukul 07.00 pagi, didit dan indra pun sudah terbangun dari mimpi
basahnya tadi malam. ( gemana gak basah, kehujanan….!). hanya saya yang masih
ingin tidur lagi karena ngantuk berat gak bisa tidur, lumayan nambah 1 jam
.
3 koki
amatir pun mulai beraksi menyiapkan menu andalan yaitu mie instan pake kornet +
saus. Serta teh dan kopi panas. Setelah
selesai memasak, aku pun terbangun dan mulai bergabung bersama mereka bertiga.
Yang aku lakukan adalah membiarkan pikiranku normal sehabis tidur, mencuci
muka, minum segelas teh hangat dan bergabung menyantap makanan yang sudah
disediakan (sory gak ikut masak !)
setelah
sarapan kami menjemur peralatan dan pakaian kami yang masih basah. Setelah agak
kering kami mulai packing peralatan kami.
Setelah
packing selesai kira-kira Pukul 10.00 WIB kami meneruskan pendakian menuju
puncak (summit attack) ke Gunung Gede. Perlu diperhatikan cadangan air yang
kita bawa, karena nanti selama pendakian ke puncak kita tidak akan lagi
menemukan sumber air.
Beberapa meter setelah kandang badak (tempat
kami bermalam) terdapat persimpangan jalur. Kalau yang kekanan menuju puncak
gunung pangrango, sedangkan yang kekiri menuju puncak gunung gede. Karena
tujuan kami adalah Puncak gunung Gede 2958 mdpl, maka kami memilih jalur yang
kekiri.
Sekitar
40 menit perjalanan kita akan menjumpai sebuah tebing/tanjakan berbatu. Yang lebih dikenal dengan Tanjakan setan.
Tetapi kita tidak perlu khawatir karena pada tebing/tanjakan itu sudah
dilengkapi pengaman tali untuk mempermudahkan kita dalam mendakinya.
Setelah
melewati tanjakan setan, kita akan melewati medan yang berpasir dan berbatu.
Jalur yang akan kita lewati ini mulai menanjak.serta kita akan menjumpai kawah
ratu yang berada pada ketinggian 2740 mdpl.
Akhirnnya
perjuangan panjang menuju puncak pun selesai. Kami telah sampai pada puncak
Gede pada ketinggian 2958 mdpl. Puncak yang indah. Kami pun berempat sepakat
untuk menginap semalam di atas puncak. Dan meneruskan perjalanan pulang esok
harinya.
Siang
pun sudah berganti malam. Kami menikmati keindahan malam di puncak gunung
ini dan merenungkan bagaimana bentuk
ciptaan Allah yang amat indah dan amat luas
ini. Maka kami bersyukur telah diberikan berbagai kenikmatan untuk mencapai puncak ini.
Pagi
hari sekitar pukul 09.00, kami melanjutkan perjalanan pulang. Jalur yang kami
pakai untuk perjalanan pulang berbeda dengan jalur pendakian kami. Dalam
perjalanan turun ini kami akan memakai
jalur Gunung putri.
Dalam
perjalanan turun selama 15 menit kita akan bertemu sebuah lembah yang luas yang
diapit oleh gunung Gede 2958 mdpl dan gunung Gemuruh 2927 mdpl. Lembah ini
lebih dikenal dengan nama alun-alun surya kencana. Vegetasi yang mendominasi
didaerah ini adalah Adelweiss dan rerumputan. Di lembah ini lah, yang pada
setiap tanggal 17 agustus sering diadakan upacara bendera.
Alun-alun Surya Kencana
Dalam
perjalanan turun untuk menuju pos gunung putri, kita lalu memilih jalur yang
kekiri dari alun-alun surya kencana. Jalur yang kami lalui dalam perjalanan
turun sangat jelas sehingga tidak membingungkan.
Perjalanan
turun tidak lah terlalu sulit dibanding dengan perjalanan waktu naik. Sehingga
kami pun cepat sampai di pos gunung putri. Dipos ini lah kami melakukan
pendataan ulang menginformasikan kepada petugas penjaga bahwa kami telah turun
gunung. hal ini perlu di lakukan agar
tidak membingungkan petugas.
Setelah
melakukan pendataan ulang kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Perjalanan
dilanjutkan dengan naik Angkutan pedesaan jurusan gunung putri - cipanas. Dan
turun di pasar cipanas. Lalu dilanjutkan dengan menggunakan jasa bis jurusan
bogor. Lalu diteruskan dengan menggunakan jasa kereta hingga Depok.
PESAN
KAMI :
Jangan
lah merusak lingkungan dengan cara membuang sampah sembarangan, merusak tanaman
atau habitat lain dan mengotori sumber-sumber air.
Marilah
kita jaga dan lestarikan keberadaannya.
Karena
suatu saat, kita akan Rindu untuk mendakinya kembali.
Terima
Kasih Kepada :
Allah
SWT,
Orang
Tua,
Teman-teman
yang sudi meminjamkan peralatan pendakiannya.
Dan
semua pihak yang telah membantu kelancaran pendakian ke gunung Gede (2958 mdpl)
Akses Perjalanan Ke
Lokasi Gunung Gede (2958 mdpl)
1. Jalur Cibodas.
Merupakan jalur resmi yang paling
sering dilalui para pendaki dan jalur ini dapat
dibilang merupakan jalur yang paling
aman.
Perjalanan menuju cibodas dapat
ditempuh dari Jakarta (terminal kp.rambutan) \
menggunakan jasa bis jurusan Bandung
via puncak, atau dari terminal Depok
menggunakan
jasa bis jurusan Tasikmalaya atau bandung via puncak lalu minta
turun di pertigaan cibodas. lalu
kemudian setelah turun di pertigaan cibodas,
perjalanan dilanjutkan dengan
menggunakan angkutan pedesaan jurusan kebon raya
cibodas.
2. Jalur Gunung putri
Jalur ini merupakan jalur paling
singkat/paling pendek untuk sampai ke puncak Gede.
tetapi medan pada jalur ini agak
sedikit sulit dibandingkan dengan jalur cibodas.
Perjalanan menuju Gunung putri dapat
ditempuh dari jakarta menggunakan jasa bis
jurusan bandung via puncak lalu minta
turun di pasar cipanas.
Setelah turun dipasar cipanas,
perjalanan dilanjutkan dengan naik angkutan pedesaan
jurusan Cipanas - Gunung Putri dengan
lama perjalanan sekitar 30 menit.
3. jalur Salabintana
(Sukabumi)
Jalur ini lebih berat dibandingkan
jalur cibodas dan gunung putri, karena lintasannya
lebih terjal.
Perjalanan menuju sukabumi dapat
ditempuh dengan naik jasa angkutan bis dari
Jakarta selama kurang-lebih 2 jam
perjalanan. Setiba disukabumi, perjalanan
dilanjutkan dengan menggunakan
angkutan pedesaan menuju perkampungan
Salabintana yang merupakan pos
pendakian awal.